Teori Fotografi


            Fotografi(dalam bahasa Inggris photography),berasal dari  bahasa Yunani,yang kosa katanya adalah "Fos" yang artinya Cahaya,dan "Grafo" yang artinya Melukis/menulis.di sini sudah jelas bahwa proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya.Sebagai istilah umum,fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.(

Sejarah.
            Fotografi pada awalnya di temukan oleh seorang berwarganegaraan cina bernama Moti di abad ke V sebelum masehi.Moti berhasil menemukan gejala fotografi, Apabila sebuah ruangan gelap,ada sedikit lubang dan lubang itu mendapatkan pancaran sinar,maka di sisi tembok ruangan gelap itu akan terlihat gambar sumber cahaya tadi secara terbalik.
       
           Selang waktu yang cukup lama,untuk manusia mengembangkan penemuan Moti,hingga pada abad ke IV setelah masehi,seorang ilmuwan bernama aristoteles menemukan prinsip proyeksi,fotografi semakin berkembang dan terus berkembang hingga pada tahun 1839 istilah fotografi mulai di kenalkan oleh sir john heschel.Tak selang beberapa lama pada tahun 1990 george Eastman memperkenalkan “film”berbasis seloloid yang di beri nama Kodak.hingga terus berkembang dan berkembang hingga saat ini di era fotografi digital.

            Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan(disebut lensa).

             Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

        Pengertian ISO.
          Secara definisi ISO (ASA dalam kasus fotografi film) adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.namun hasil foto yang di hasilkan akan semakin noise/berpasir.
ukuran ISO dalam perbedaan satu stop adalah: 100 ->200 ->400-> 800 ->1600->3200->H1
angka iso disini di sesuaikan dengan  angka iso yang ada di kamera entry level.


 Selain Iso kita juga mengenal yang di namakan shuter speed.

Pengertian shuter speed
               Secara definisi, shutter speed adalah rentang waktu saat shutter di kamera kita terbuka.Secara lebih mudah,shutter speed berarti waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto.dan lebih gampangnya shutter speed adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.


              Apa bila kita mensetting shutter speed sebesar400 dalam kamera kita,berarti rentang waktu sebanyak 1/400second.maka sesingkat dan sekilat itu lah rentang watu di kamera kita terbuka. Sementara untuk waktu eksposur sebanyak 30 detik,maka akan selama 30 detik itu pula kamera kita membuka rana.sering di kenal istilahnya slow speed.
          
              Setting shutter speed di kamera kita biasanya dalam kelipatan 2,jadi kita akan melihat deretan seperti ini:  1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop,jadi kurang lebih pergerakan shutter speed yang lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160 …DST.
Untuk menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil foto yang berbayang (blur/ tidak fokus). Kita bisa mengakali batas aman ini dengan tripod atau menggunakan fitur Image stabilizer.

Diagfragma/aperature
           Diagfragma atau aperature berarti,bukaan yang ada di lensa,semakin lebar diagfragma yang di buka (angka kecil)maka akan semakin sempit/pendek DOF/ruang tajam yang kita dapatkan.Dan kebalikanya semakin kecil lubang diagfragma yg di buka(angka besar)maka akan semakin lebar DOF/ruang tajam yang kita dapatkan,biasanya diagfragma dengan prinsip DOF lebar (lubang diagfragma kecil)di gunakan untuk pemotretan landscape/panorama.angka dari diagfragma sendiri tergantung pada berapa banyak bukaan yang mampu dihasilkan oleh lensa,biasanya pada lensa kit diagfragma angka paling kecil mencapai 5.6 (bukaan terbesar)dan angka paling besar 36(bukaan terkecil).contoh,apa bila kita ingin memotret model dengan latar belakang blur/kabur,ada baiknya kita menggunakan bukaan terbesar dari lensa,karena apa bila kita menggunakan bukan tersempit pada lensa,hasil yang di dapat,latar belakang ikut terekam dengan tajam/jelas.

        diagfragma maksimum besar adalah hal yang baik. Hal ini memungkinkan lebih banyak cahaya untuk mencapai sensor gambar, sehingga memungkinkan anda untuk menggunakan kecepatan rana yang lebih cepat. Kecepatan rana yang lebih cepat tidak akan menimbulkan efek goyangan kamera dan menghasilkan gambar yang tidak kabur. Keuntungan lain dari aperture maksimum yang besar adalah untuk memberikan pandangan / DOF (depth-of-field) yang dekat. Hal ini memungkinkan untuk mengaburkan latar belakang baik dengan demikian mengisolasi subjek Anda (terutama efektif ketika mengambil potret).
            Diagfragma minimum kecil juga merupakan hal yang baik. Hal ini memungkinkan kita untuk menggunakan kecepatan rana yang lambat pada hari cerah. Kecepatan rana lambat memungkinkan gambar menjadi kabur. Keuntungan lain dari aperture minimum kecil adalah untuk meningkatkan pandangan / DOF (depth-of-field) yang lebih luas Peningkatan pandangan memungkinkan anda untuk mengambil gambar pemandangan dimana banyak gambar di latar depan dan mencapai semua jalan ke latar belakang (biasanya, 'tak terhingga') adalah dalam fokus yang sama dan tajam.untuk mensiasati agar tidak kabur,karena goyang.kita bisa mensiyasatinya dengan menggunakan tripod/atau kaki penahan untuk kamera.
Exposure Compesation/kompensasi

              Masih berkaitan dengan pencahayaan, hal yang perlu diperhatikan terutama fotografi digital adalah menghindari pencahayaan berlebih sehingga foto menjadi terlalu terang karena akan banyak detail yang hilang dan tidak bisa dimunculkan kembali. Untuk mengecek apakah foto kita terlalu terang, kita bisa lihat di layar LCD atau histogram.
             Selain itu seringkali bila pemandangan di depan kita lebih banyak warna gelapnya daripada terangnya, kamera sering salah menafsirkan, sehingga foto menjadi lebih terang. Untuk itu, kita bisa mengakalinya dengan mengunakan fungsi kompensasi pencahayaan.
Nilai kompensasi tergantung pemandangan, jenis pengukur cahaya /metering yang aktif  dan jenis kamera. Saran saya coba-coba saja sampai menemukan pencahayaan yang optimal.


Mode yang ada di kamera
Aperture priority (biasanya A atau Av)
       Dalam mode ini, kita secara manual memilih lens aperture dan camera kita yang secara otomatis akan memilih shutter speed

Shutter Priority (biasanya S)
       Di dalam mode ini,kita memilih shutter speed secara manual dan meter kamera anda akan memilih aperture secara otomatis.Sama dengan Aperture Priority tetapi kali ini yang kita prioritaskan adalah shuter speed.

Manual Exposure (biasanya M)
    Di dalam mode ini kita di tuntut untuk mengatur,diagfragma,dan shuterspeed dengan cara manual(sendiri)sehigga kamera akan mengikuti apa yang di perintahkan oleh keinginan kita.

 
Lensa    
 Dalam bidang fotografi, lensa merupakan alat vital dari kamera yang berfungsi memfokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (atau lebih umum dikenal dengan nama film). Terdiri atas beberapa lensa yang berjauhan yang bisa diatur sehingga menghasilkan ukuran tangkapan gambar dan variasi fokus yang berbeda.Di bagian luar lensa fotografi biasanya ditempatkan tiga cincin pengatur, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.
Jenis jenis lensa
Lensa terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan focal length / rentang lensa.

Lensa Prime atau Fixed focal length
             Prime lens adalah lensa yang hanya memiliki satu rentang fokal sehingga tidak bisa zoom. Lensa prime terkenal untuk potret, kegiatan olahraga dan lain-lain. Beberapa lensa prime yang sering terkenal dan sering digunakan yaitu 50mm, 85mm, 135mm, dan 300mm.Banyak yang mungkin bertanya, untuk apa lensa fix, mendingan lensa zoom, apalagi banyak lensa fix yang lumayan mahal. Ada beberapa alasan kenapa lensa fix masih banyak diminati,ini beberapa kelebihan dari lensa fixed tersebut.  
Bukaan besar.
         Sebagian besar lensa fix juga memiliki maksimal bukaan besar seperti f/1.4 dan f/1.8. Di bandingkan dengan lensa zoom standar, bukaan f/1.8 dapat mengumpulkan cahaya 4-8 kali lebih banyak (2 sampai 3 stops) sehingga ideal untuk mengambil foto di ruangan yang gelap. Selain itu bukaan yang besar memudahkan Anda untuk membuat latar belakang menjadi blur.

Lensa Standard Zoom/lensa kit.
         Lensa ini sering disebut juga lensa jalan-jalan. Lensa ini biasanya mempunyai rentang fokal antara 16-85mm.atau juga 18-55mm. Rentang fokal ini sangat fleksibel dan 80% dari foto kita kemungkinan di jepret mengunakan lensa ini. Contoh: Canon 18-55mm f/3.5-5.6 IS, Nikon 18-55mm f/3.5-5.6 VR, Nikon 16-85mm f/3.5-5.6 VR, Pentax 16-50mm f/2.8 dan sebagainya.

Wide Angle Zoom
           Lensa Wide Angle zoom adalah lensa yang populer bagi fotografi pemandangan atau arsitektur karena kemampuan lensa ini untuk menangkap bidang yang luas dengan perspektif yang dinamis.dengan jarak focal legth yang sangat lebar. Contoh: Sigma 10-20mm, Canon EF-S 10-22mm, Tokina 12-24mm, dan sebagainya.
Telephoto Zoom
   
           Lensa Telephoto ini dapat membuat objek yang jauh terasa dekat. Sangat populer dikalangan fotografer binatang liar, olahraga, foto jurnalistik dan banyak lagi.Lensa ini juga populer untuk potret karena kemampuannya dalam mengkompresi latar bekalang sehingga model Anda terlihat lebih enak dipandang. Biasanya lensa telephoto rawan getar, maka dari itu lensa telephoto zoom yang memiliki Image stabilization sangat dianjurkan. Contoh: Canon 55-250mm IS, Sony 70-200mm f/2.8, Pentax 65-250mm f/4, Sigma 50-500mm dan sebagainya.
Lensa Superzoom (lensa sapu jagat).
  
         Lensa ini seperti gabungan dari lensa standard zoom dengan telephoto zoom. Rentang fokal lensa ini sangat lebar, dari 18mm sampai telephoto 200mm bahkan ada yang sampai 270mm. Karena itu, lensa ini sangat populer untuk lensa jalan-jalan dan travel. Ideal untuk orang yang tidak ingin mengganti-ganti lensa. Kekurangan lensa ini yaitu pada kualitas optiknya secara umum tidak seprima lensa standard atau lensa telephoto.

Lensa Makro

          Lensa Makro adalah lensa ideal untuk mengambil foto close-up atau detail shot dari benda-benda berukuran kecil, misalnya perhiasaan, bunga, serangga, dan sebagainya. Lensa makro mampu membesarkan objek yang difoto dan menangkap detail dan warna dengan tajam. Lensa Makro kadang dipakai untuk potret karena rentang fokal lensa makro biasanya sekitar 90-200mm. Tapi banyak yang tidak menyukai hasil foto potret dengan mengunakan lensa makro karena terlalu tajam, sehingga ketidaksempurnaan dalam kulit menjadi terlalu ketara di foto. Pada umumnya lensa Makro yang baik bukan lensa zoom melainkan prime.